Sabtu, 29 Agustus 2015

Nilai sosial yang terkandung dalam novel salah asuhan

Nilai Sosial Dalam Roman Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis
Oleh Khusnul Lusita
 

A.    Pendahuluan
Karya sastra lahir karena adanya keinginan pengarang untuk mengungkapkan ekspresi sebagai manusia yang memliki suatu ide, gagasan, dengan cara berimajinasi dan social budaya yang nyata.
Karya sastra lahir dari suatu ekspresi atau pengalaman yang dimilki oleh setiap manusia, Lewat hasil karya sastra pengarang dapat mengungkapkan ekspresi, ide-ide, pengalaman batin kepada orang lain, bahkan pengarang terkadang menceritakan kehidupan realitanya sendiri.Roman merupakan karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing, menyuguhkan tokoh-tokoh, dan merangkaikan.
Salah Asuhan adalah tonggak sastra kontemporer pada zamannya memliki tema aneh, dan barang kali dianggap lancang pada saat itu Bagaimana mungkin seorang Hanafi yang hanya pribumi, yang notabene adalah kelas rendah untuk pandangan “kelas” yang diterapkan di Hindia Belanda bisa mencintai dan menikah dengan perempuan Belanda?,
Dengan mengetengahkan tokoh Hanafi dalam roman Salah Asuhan,Abdoel Moeis mengkritik sikap dan tingkah laku kaum borjuis yang kebarat-baratan dan lupa daratan.Dalam roman tersebut soal adat masih disinggung-singgung nya,bahkan dikritiknya tajam sekali.
Roman Salah Asuhan begitu erat dengan gejala kolonialisme, Pertentangan antara Budaya Barat dan Budaya Timur.Didalam Roman ini menggambarkan bahwa budaya barat kedudukannya lebih tinggi dari budaya timur.Dalam Salah Asuhan itu terekam secara jelas jejak kolonial bangsa Barat terhadap bangsa Indonesia, terutama masalah bahasa dan identitas bangsa.
seperti yang tertulis dalam kutipan ini,
“Perbedaan itu sungguh ada, Corrie, dan sungguh besar sekali. Sebabnya tiada lain, karena penyakit “ Kesombongan bangsa” itu juga. Orang Barat datang ke mari, dengan pengetahuan dan perasaan bahwa ialah yang dipertuan bagi orang disini. Jika ia datang di negeri ini dengan tidak membawa nyonya sebangsa dengan dia, tidak dipandang terlalu hina, bila ia mengambil ‘nyai’ dari sini. Jika nyai itu beranak, pada pemandangan orang Barat itu sudahlah ia berjasa besar tentang memperbaiki bangsa dan darah di sini. Tapi lain sekali keadaannya pada pertimbangan orang Barat itu, kalau seseorang nyonya barat sampai bersuami, bahkan beeranak dengan orang sini. Terlebih dahulu nyonya itu dipandang seolah menghinakan dirinya sebagai bangsa barat dan dikatakan ‘sudah membuang diri’ kepada orang sini. Di dalam undang-undang negeri ia pun segera dikeluarkan  dari hak orang Eropa. Itu saja sudah tidak dengan sepatutnya, istimewa pula bila diketahui, bahwa seorang bangsa bumi putra yang minta dipersamakan haknya dengan  Eropa. Selama-lamanya tidak boleh menghilangkan lagi hak itu dan kembali lagi menjadi bumiputra pula, karena tidaklah ,ada sesuatu fasal didalam undang-undang, yang boleh menggugurkan haknya sebagai bangsa Eropa. Tapi seseorang permepuan bangsa Eropa, yang kawin dengan orang Bumiputra, selama ditangan suaminya itu, akan kehilangan haknya sebagai orang Eropa. Terlebih hina kedudukannya didalam pergaulan bangsa Eropa sendiri. Jika nyonya itu sampai beranak, dipandang bahwa ia turut mengurangi derajat bangsa Eropa. Terasalah oehmu, Corrie, perbedaan antara kedua perkawinan itu?”(salah asuhan hal 15)
Dari kutipan diatas kita bisa mencermati bahwa seorang bangsa bumi putra yang minta haknya tidak akan bisa disamakan dengan  bangsa Eropa. Salah satu karya sastra yang dikenal mengandung unsur postkolonial adalah Salah Asuhan karya Abdoel Moeis.Istilah postkolonialitas menunjukkan adanya tanda-tanda terjadinya kolonialisme dalam sastra, Biasanya roman yang menggunakan pendekatan postcolonial lebih menceritakan sesuai latar belakang yang terjadi di zaman penjajahan.



B.     Kajian Pustaka
Roman merupakan sebuah karya sastra yang dituangkan oleh pengarang melalui media tulis yaitu karya sastra.Roman adalah prosa fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan atau pengalaman yang disajikan dengan menggunakan media bahasa. Menurut Aminudin (1991: 66).Roman juga bisa diartikan yaitu karangan prosa yang menceritakan sesorang yang latar belakang, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu dengan cara berimajinasi.
Pada hakikatnya postcolonial berasal dari kata post+ kolonial + isme. Secara etimologis poskolonial berasal dari kata ‘post’ dan kolonial, sedangkan kata kolonial itu sendiri berasal dari kata coloni, bahasa Romawi, yang berarti tanah pertanian atau pemukiman. Jadi, secara etimologis kolonial tidak mengandung arti penjajahan, penguasaan, pendudukan, dan konotasi ekploitasi lainnya.
Pada umunya teori postcolonial tidak begitu merujuk pada suatu Negara, melainkan merujuk kondisi pada waktu masa penjajah.Secara umum masyarakat beranggapan bahwa istilah postkolonial telah diartikan sebagai masa sebelum merdeka atau bisa juga disebut masa penjajahan.Tetapi pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pengarang karya sastra tetap masih berkarya, kebanyakan pengarang yang muncul dimasa penjajahan banyak membuat karya sastrayang bertema  percintaanseperti Abdoel Moeis menciptakan karya sastra yang berjudul Salah Asuhan. Dalam roman Salah Asuhan ini Abdoel Moeis menggambarkan percintaan seorang gadis Belanda dengan seorang laki-laki Bumiputra. Didalam roman tersebut Abdoel Moeis sebagai penulisnya tak lagi mempersalahkan persoalan adat, tetapi ia menyuguhkan masalah yang lebih besar dari itu seperti perkawinan campur bangsa, yang didalam perkawinan tersebut harus melewati hambatan yang begitu besar seperti pertentangan adat budaya bangsa barat dan bangsa timur.

C.     Pembahasan
Akibat dari kolonialisme (penjajahan) di Indonesia yang berlangsung selama 350 tahun, telah menggoreskan luka dibenak hati bangsa Indonesia. Dalam hal ini masyarakat Indonesia tidak hanya terluka secara fisik, namun juga batin pun ikut terluka, Apabila kita berusaha untuk menyadarinya lebih dalam, dampak kolonialisme pun telah merasuk ke dalam bahwa sadar kita.
Dalam masa penjajahan Belanda Abdoel Moies mengarang sebuah Roman yang berjudul Salah Asuhan, Dalam Roman tersebut Abdoel Moies menceritakan akan gejala yang tampak akibat adanya kolonialisme di Bangsa Indonesia. Roman Salah Asuhan tersebut nampak jelas akan dampak yang dibawa akibat masa penjajahan Belanda.
Gejala tersebut nampak pada tokoh Hanafi yang diceritakan dalam Roman Salah Asuhan.Tokoh Hanafi adalah seorang Minang yang jatuh cinta kepada Corrie du Busse, gadis keturunan Perancis. Sebagai seorang pribumi, tentu akan membawa banyak masalah jika memiliki hubungan khusus dengan warga Eropa yang waktu itu adalah bangsa penjajah. Hal itu pun berat bagi Corrie sebagai bangsa Eropa karena kaum pribumi dianggap tidak sederajat dengan mereka.Dia berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan.Hanafi menempuh pendidikan HBS di negeri Solok.Hanafi berasal dari keluarga sekolah, Hanafi termasuk beruntung dapat menempuh pendidikan di HBS sekolah anak Belanda.Selama Hanafi sekolah di HBS.Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Hanafi dijodohkan Ibunya dengan seorang gadis yang beranama Rapiah, tetapi dalam pernikahannnya tidak pernah ada rasa cinta di anatara mereka berdua, dalam pernikahannya rapiah dan hanafi di karuniai seorang yang bernama Syafei, tetapi pernikahan mereka tidaklah berlangsung begitu lama, Setelah meninggalnya ayah Corie, Hanafi menikah dengan Corrie,akan tetapi pernikahan mereka terasa hambar, dan Corrie dituduh berzina, akhirnya Corrie memutuskan untuk pergi.
Nilai sosial yang terkandung dalam Roman Salah Asuhan ini yaitu :
1.      Dari sisi tokoh Hanafi, Hanafi merasa dirinya sudah menjadi bagian dari bangsa Barat, meski hanya dengan modal penggunaan bahasa yang sama. Dia tidak lagi menghargai adat bangsa Melayu yang merupakan leluhurnya. Dia merasa bangga bisa berbahasa Belanda. Hanafi menganggap orang yang bisa berbahasa Belanda dianggap kedudukannya lebih tinggi.
seperti yang tertulis dalam kutipan ini:
“ Baiklah, Bu! Selesaikan oleh ibu.Padaku tak ada kehendak, tak ada cita-cita. Hanya patutlah ibu menjaga supaya jangan berubah aturan dahulu, bukan kitalah yang datang, melainkan dia. Perlu di jaga serupa itu, buat masa yang akan datang. Sebab perempuan itu tak akan dapatlah mengharap liedfe dari padaku. Kuterima datangnya karena plicht saja.(salah asuhan, 2009 hal 68).
2.      Hanafi merupakan lulusan sekolah yang berpendidikan Barat, Hanafi merupakan tokoh yang mempunyai sifat angkuh. ,Hanafi dengan mudahnya memandang istrinya-Rapiah layaknya seorang pembantu. Pendidikan Barat yang telah ditempuhnya selama ini menyebabkan ia berperilaku kebarat-baratan dan menganggap rendah semua bagian keluarganya. Terlebih lagi Hanafi sering bergaul dengan Bangsa barat daripada bangsa timur bangsanya sendiri. Dapat dikatakan bahwa Rapiah yang bermodal lulusan sekolah HIS tidak sederajat dengan pendidikan tokoh Hanafi yang lulusan sekolah HBS.
Kutipan berikut sebagai bukti begitu sifat keangkuhan tokoh Hanafi:
“Hanafi makin lalu lalang kepada Rapiah, yang akhirnya dipandangnya bukan lagi ‘istri’, melainkan ‘babu’ yang diberikan kepadanya secara paksa.’(Salah Asuhan, 2009 hal 77).

3.      Tokoh Hanafi merasa dirinya sudah menjadi bagian dari bangsa Barat, Hanafi termasuk orang yang memiki sifat yang sombong, Dia merasa bahwa dirinya mempunyai derajat yang sama dengan kaum barat. Dikarenakan dia menganggap bahwa dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari sering bergaul dengan orang barat, bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun Hanafi sering menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa yang dia sukai, Hanafi juga menganggap bahwa bahasa melayu yang berasal dari daerah asalnya merupakan bahasa yang tidak modern.
Kutipam berikut sebagai bukti sifat kesombongan hanafi :
“Anak-anak itu tahu abc, pandai sedikit-sedikit berbahasa Belanda, disangka mereka sudah ada di puncak gunung kepandaian. Tapi pengetahuan umum, yang dikatakan orang Belanda algemene ontwikkeling, itu semua hanya didapat dari HBS saja dan kalau lama bercampur gaul atau tinggal di rumah orang Belanda. Oh, Bu nanti aku boleh memperkatakan tentang moraal, principles, geweten dan lain-lain, tetapi tentulah akan sia-sia saja, karena aku tak tahu arti perkataan-perkatan itu didalam bahasa melayu, dan sudah aku menjelaskan maksudnya kepada ibu…. Aku hendak kawin dengan liefde saja….”(Salah Asuhan, 2009 hal 30,31)

4.      Ibu Hanafi berasal dari orang kampung di Kota Anau,, Ibu Hanafi tergolong dari kaum keluarga yang sederhana.di lihat dari segi sifatnya Ibu Hanafi tergolong orang yang sabar, dirinya, Ibu Hanafi tergolong dari kaum keluarga yang sederhana.
Kutipan berikut sebagai bukti begitu sabarnya seorang Ibu Hanafi
“ Ya , Anakku! Sudahlah lama engkau aku ampuni.Hai anakmu janganlah engkau risaukan. Mengucaplah, Hanafi. Kenagnkanlah nama Tuhan dan Rasul, supaya lurus jalanmu.”( Salah Asuhan, 2009 hal 261).

5.      Tokoh Ibu Hanafi mempunyai sifat penyayang , dia selalu menyayangi hanafi walaupun hanafi sering menyakiti hatinya,
Kutipan berikut sebagai bukti tokoh Ibu Hanafi termasuk mempunyai sifat penyayang:
“Siang malam orang tua itu menunggu anaknya di tempat tidur Hanafi perlahan-lahan menjadi kuat kembali, sedang dari makanan bubur dengan susu, ia pun sudah di beri makan nasi.” (Salah Asuhan, 2009 hal 58).

6.      Corrie yang merupakan seorang gadis keturunan Indo-Prancis, dia merupakana anak yang mudah bergaul, akan tetai dia juga begitu sangat hati-hati dalam bertindak, sebab dia sadar sedang hidup di antara golongan masyarakat yang tidak sama kebudayaannya dengan kebudayaan bangsanya,
Hanafi! Engkau pula yang memulai memperbincangkan tentang adat lembaga serta tata tertib kesopanan masing-masing bangsa, engkau pun juga yang tidak suka mengundahkan atau mengakui atas perbedaan adat  lembaga bangsa dengan bangsa, setiap kita bertukar pikiran tentang hal itu, pada akhirnya engkau senantiasa berkecil hati seolah-olah malulah engkau, bahwa engkau masuk golongan bumiputra, yang kau sangka bahwa aku akan mengghinakannya. Bahwa sesungguhnya kulitku bewarna pulla, ibuku orang Bumiputra sejati, meskipun diriku masuk pada bangsa Eropa. Dan sementara…. Fasal hina-menghina Bumiputra lebih banyak terdengar dari mulutmu sendiri darpada mulutku.” (Salah Asuhan, 2009 hal 2).
Dalam kutipan tersebut dapat kita lihat bahwa tokoh Corrie pandai bergaul dengan budaya lain, Dia tidak pernah menghina Hanafi yang hanya berasal dari kaum Bumiputra. Dia pun merasa bahwa dirinya juga sama dengan Hanafi, yang didarahnya sendiri pun terdapat darah orang Bumiputra yang dibawa oleh ibunya.
7.      Tokoh Rapiah berkedudukan sebagai seorang istri dalam keluarga Hanafi. Selain itu Rapiah juga menjadi seorang ibu dari seorang anak laki-laki yang bernama Syafei. Rapiah dapat juga dikatakan memliki sifat sabar, dan tidak mudah marah, walaupun terkadang Rapiah sering menerima perlakuan kasar dai Hanafi, tokoh Rapiah merupakan serang istri yang tidak dapat sejajar dengan suaminya(Hanafi). Dikarenakan pendidikan Hanafi lebih tinggi dari pada pendidikan Rapiah
Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa Rapiah mempunyai sifat yang sabar:
“ Kemarahan Hanafi kepada anaknya, yang katanya sudah dimasuki setan kepada biyung yang masih belum datang, serta malunya kepada kawan-kawannya melihat istrinya datang, yang tidak ubah rupanya dengan koki, semuanya sudah bertumpah keatas kepala Rapiah,
Sambil merentakkan anak itu ke tangan Ibunya, dikatainyalah istrinya dimuka kawan-kawannya dengan segala nista dan penghinaan, hingga ketiga tamu itu menjadi resah dan berketentuan lagi rasa lagi….Rapiah tunduk, tidak menyahut, hanya air matanya saja yang berhamburan.Syafei dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti tangisnya dengan beriba-iba”.( Salah Asuhan, 2009 hal 83).
Dapat kita lihat dari kutipan diatas Rapiah benar-benar memliki sifat yang sabar dan penyayang terhadap anaknya (Syafei), walaupun sikap Hanafi yang merpelakukan Rapiah sebagai istrinya dengan perlakuan kasar, seolah-olah Rapiah serupa dengan Babu ( si Buyung). Rapiah tetap sabar, dia tidak pernah melawan ketika dimarahi suaminya (Hanafi), Rapiah hanya membalas kemarahan Hanafi dengan tangisan dan penuh kesabaran.
Hanafi memperlakukan istrinya dengan semau hati.Rapiah tetap diam dan menurut segala keinginan suaminya.Dia berpikir bahwa sebenarnya Hanafi memang tidak sederajat dengan dirinya, dan dia merasa bersyukur meski setiap saat mendapatkan cemoohan atas kelemahan-kelemahan yang ada padanya.
8.      Tokoh Hanafi mempunyai sifat suka curiga dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Dapat kita lihat setelah Hanafi bercerai dengan Rapiah, Hanafi memutuskan menikah dengan Corrie, tetapi pernikahan yang telah dibina dengan corrie terasa hambar, setelah corrie dituduh hanafi telah berzina.
“Aku menuduh engkau berlaku hina didalam rumahku ini!”demikian kata Hanafi dengan suara keras, berdiri di muka Corrie yang masih duduk menggigit serbet. “Tidak usah bertanyakan ini dan itu, bukti sudah sampai cukup!”.
Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa Hanafi mempunyai sifat yang suka curiga, suka menuduh dan tergopoh dalam mengambil keputusan, Hanafi tidak memberi kesempatan kepada Corrie untuk menjelaskan apa yang terjadi. Corrie hanya bisa pasrah dan memutuskan untuk pergi dari rumah Hanafi.
      Roman Salah Asuhan ini membawakan sebuah cerita yang banyak mengandung nilai sosial dan nilai agama, akan tetapi roman ini tidak hanya mengandung nilai social, dan nilai agama, roman ini juga membawa pesan dan kesan bahwa setinggi-tingginya seseorang dalam menempuh pendidikan dalam kehidupannya, tidak boleh melupakan akan pentingnya hal agama, tempat asalnya.


D.    Simpulan

Sebagaimana rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka pembahasan mengenai gejala-gejala kolonialisme dalam romanSalah Asuhan karya Abdoel Moeis.Salah satu karya sastra yang dikenal mengandung unsur postkolonial adalah Salah Asuhankarya Abdoel Moeis.Istilah postkolonialitas menunjukkan adanya tanda-tanda terjadinya kolonialisme dalam sastra, roman  ini menggunakan pendekatan postcolonial yang lebih menceritakan perkawinan campuran antar bangsa sesuai dengan  latar belakang yang terjadi di zaman penjajahan.
Dalam Romankarangan Abdoel Moeis ini.Romanyang bersetting di Solok, Sumatra Barat, dan Betawi ini mengisahkan tentang kehidupan sekelumit rakyat Indonesia pada zaman pendudukan Belanda.
Setelah sekian tahun Belanda menjajah Indonesia dan memeras sumber daya alam dan manusia Indonesia, akhirnya Belanda membalas budi pada bangsa Indonesia, salah satunya adalah mendirikan sekolah-sekolah.
Roman Salah Asuhan ini menceritakan perkawinan campuran antara Hanafi dan Corrie dapat disimpulkan bahwa perkawinan campuran selalu mempunyai rintangan dan hambatan baik itu dari lingkungan keluarga terdekat maupun lingkungan masyarakat.Perkawinan campuran juga bisa mendatangkan pertentangan adat.Di dalam roman salah asuhan tersebut yang paling menonjol adalah sosok Hanafi, yang mempunyai sifat angkuh, dia juga dapat juga dikatakan orang ang berpendidikan tinggi dikarenakan dia lulusan HBS Sekolah Belanda,selama ia menempuh pendidikan di HBS, dia merasa bahwa dirinya haknya harus disamakan dengan orang belanda, dikarenakan setiap harinya Hanafi sering bergaul dengan orang Belanda, dalam kesehariaanya pun Hanafi seing menggunakan bahasa belanda, Hanafi menganggap bahasa orang Bumiputra merupakan bahasa yang rendah.
Tokoh Hanafi sebagai bangsa Indonesia yang hanya dididik menjadi antek-antek Belanda semata, tetapi ia tidak menyadari hal itu. Jadi sekalipun Hanafi sudah minta dipersamakan haknya dengan warga negara Belanda, pada hakekatnya dia selalu dijauhi oleh orang-orang Belanda sendiri (merupakan politik Belanda yang menjadikan orang Indonesia sebagai antek Belanda) dan hal inilah yang ditentang keras oleh Abdul Moeis. Karena konsep pendidikan Barat itu lah alasan mengapa Abdul Moeis memenangkan adat agar para pemuda pribumi supaya tetap bersifat ketimuran walaupun telah mengenyam pendidikan Barat.
Dalam RomanSalah Asuhan ini juga diajarkan bahwa ajaran tentang nilai agama, moral dan etika yang baik tak boleh ditinggalkan walaupun  telah berpendidikan tinggi. Karena itulah yang akan membawa kita selamat dunia dan akhirat. Roman Salah Asuhan ini nyaris tidak mempunyai kekurangan.Percampuran bahasa Melayu dan Belanda yang ada memang cukup memusingkan, apalagi bagi anak remaja –dan dewasa- zaman sekarang.Di mana bahasa Melayu sudah sangat jarang dipakai.Namun, sesungguhnya tak ada kesalahan dalamroman ini.
                       


DAFTAR RUJUKAN
Moeis, Abdoel. 2009. Salah Asuhan. Jakarta : Balai Pustaka.




1 komentar:

  1. How to get from Chumba Casino to Golden Gate Casino
    The following transit lines 춘천 출장샵 have routes that pass near 경산 출장안마 Golden Gate Casino. 남양주 출장안마 Golden Gate Casino Shuttle Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station 평택 출장마사지 Bus 천안 출장마사지

    BalasHapus