Nilai Sosial Dalam Roman Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis
Oleh Khusnul Lusita
A.
Pendahuluan
Karya sastra lahir karena adanya
keinginan pengarang untuk mengungkapkan ekspresi sebagai manusia yang memliki
suatu ide, gagasan, dengan cara berimajinasi dan social budaya yang nyata.
Karya sastra lahir dari suatu
ekspresi atau pengalaman yang dimilki oleh setiap manusia, Lewat hasil karya
sastra pengarang dapat mengungkapkan ekspresi, ide-ide, pengalaman batin kepada
orang lain, bahkan pengarang terkadang menceritakan kehidupan realitanya
sendiri.Roman merupakan karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya
menurut watak dan isi jiwa masing-masing, menyuguhkan tokoh-tokoh, dan
merangkaikan.
Salah Asuhan adalah tonggak sastra
kontemporer pada zamannya memliki tema aneh, dan barang kali dianggap lancang
pada saat itu Bagaimana mungkin seorang Hanafi yang hanya pribumi, yang
notabene adalah kelas rendah untuk pandangan “kelas” yang diterapkan di Hindia
Belanda bisa mencintai dan menikah dengan perempuan Belanda?,
Dengan mengetengahkan tokoh Hanafi dalam roman Salah
Asuhan,Abdoel Moeis mengkritik sikap dan tingkah laku kaum borjuis yang
kebarat-baratan dan lupa daratan.Dalam roman tersebut soal adat masih
disinggung-singgung nya,bahkan dikritiknya tajam sekali.
Roman Salah Asuhan begitu erat dengan gejala
kolonialisme, Pertentangan antara Budaya Barat dan Budaya Timur.Didalam Roman
ini menggambarkan bahwa budaya barat kedudukannya lebih tinggi dari budaya
timur.Dalam Salah Asuhan itu terekam secara jelas jejak kolonial bangsa
Barat terhadap bangsa Indonesia, terutama masalah bahasa dan identitas bangsa.
seperti yang tertulis dalam kutipan ini,
“Perbedaan itu sungguh ada, Corrie, dan sungguh besar sekali. Sebabnya
tiada lain, karena penyakit “ Kesombongan bangsa” itu juga. Orang Barat datang
ke mari, dengan pengetahuan dan perasaan bahwa ialah yang dipertuan bagi orang
disini. Jika ia datang di negeri ini dengan tidak membawa nyonya sebangsa
dengan dia, tidak dipandang terlalu hina, bila ia mengambil ‘nyai’ dari sini.
Jika nyai itu beranak, pada pemandangan orang Barat itu sudahlah ia berjasa
besar tentang memperbaiki bangsa dan darah di sini. Tapi lain sekali keadaannya
pada pertimbangan orang Barat itu, kalau seseorang nyonya barat sampai
bersuami, bahkan beeranak dengan orang sini. Terlebih dahulu nyonya itu
dipandang seolah menghinakan dirinya sebagai bangsa barat dan dikatakan ‘sudah
membuang diri’ kepada orang sini. Di dalam undang-undang negeri ia pun segera
dikeluarkan dari hak orang Eropa. Itu
saja sudah tidak dengan sepatutnya, istimewa pula bila diketahui, bahwa seorang
bangsa bumi putra yang minta dipersamakan haknya dengan Eropa. Selama-lamanya tidak boleh
menghilangkan lagi hak itu dan kembali lagi menjadi bumiputra pula, karena
tidaklah ,ada sesuatu fasal didalam undang-undang, yang boleh menggugurkan
haknya sebagai bangsa Eropa. Tapi seseorang permepuan bangsa Eropa, yang kawin
dengan orang Bumiputra, selama ditangan suaminya itu, akan kehilangan haknya
sebagai orang Eropa. Terlebih hina kedudukannya didalam pergaulan bangsa Eropa
sendiri. Jika nyonya itu sampai beranak, dipandang bahwa ia turut mengurangi
derajat bangsa Eropa. Terasalah oehmu, Corrie, perbedaan antara kedua
perkawinan itu?”(salah asuhan hal 15)
Dari kutipan diatas kita bisa mencermati bahwa seorang
bangsa bumi putra yang minta haknya tidak akan bisa disamakan dengan bangsa Eropa. Salah satu karya sastra yang
dikenal mengandung unsur postkolonial adalah Salah Asuhan karya Abdoel
Moeis.Istilah
postkolonialitas menunjukkan adanya tanda-tanda terjadinya kolonialisme dalam
sastra, Biasanya roman yang menggunakan pendekatan postcolonial lebih
menceritakan sesuai latar belakang yang terjadi di zaman penjajahan.
B.
Kajian
Pustaka
Roman
merupakan sebuah karya sastra yang dituangkan oleh pengarang melalui media
tulis yaitu karya sastra.Roman adalah prosa fiksi yang mengungkapkan
aspek-aspek kemanusiaan atau pengalaman yang disajikan dengan menggunakan media
bahasa. Menurut Aminudin (1991: 66).Roman juga bisa
diartikan yaitu karangan prosa yang menceritakan sesorang yang latar belakang, serta tahapan dan rangkaian cerita
tertentu dengan cara berimajinasi.
Pada
hakikatnya postcolonial berasal dari kata post+ kolonial + isme. Secara
etimologis poskolonial berasal dari kata ‘post’ dan kolonial, sedangkan kata
kolonial itu sendiri berasal dari kata coloni,
bahasa Romawi, yang berarti tanah pertanian atau pemukiman. Jadi, secara
etimologis kolonial tidak mengandung arti penjajahan, penguasaan, pendudukan,
dan konotasi ekploitasi lainnya.
Pada umunya teori postcolonial tidak begitu merujuk
pada suatu Negara, melainkan merujuk kondisi pada waktu masa penjajah.Secara
umum masyarakat beranggapan bahwa istilah postkolonial telah diartikan sebagai
masa sebelum merdeka atau bisa juga disebut masa penjajahan.Tetapi pada masa
penjajahan Hindia Belanda. Pengarang karya sastra tetap masih berkarya,
kebanyakan pengarang yang muncul dimasa penjajahan banyak membuat karya
sastrayang bertema percintaanseperti Abdoel
Moeis menciptakan karya sastra yang berjudul Salah Asuhan. Dalam roman Salah
Asuhan ini Abdoel Moeis menggambarkan percintaan seorang gadis Belanda dengan
seorang laki-laki Bumiputra. Didalam roman tersebut Abdoel Moeis sebagai
penulisnya tak lagi mempersalahkan persoalan adat, tetapi ia menyuguhkan
masalah yang lebih besar dari itu seperti perkawinan campur bangsa, yang
didalam perkawinan tersebut harus melewati hambatan yang begitu besar seperti
pertentangan adat budaya bangsa barat dan bangsa timur.
C.
Pembahasan
Akibat dari kolonialisme
(penjajahan) di Indonesia yang berlangsung selama 350 tahun, telah menggoreskan
luka dibenak hati bangsa Indonesia. Dalam hal ini masyarakat Indonesia tidak
hanya terluka secara fisik, namun juga batin pun ikut terluka, Apabila kita
berusaha untuk menyadarinya lebih dalam, dampak kolonialisme pun telah merasuk
ke dalam bahwa sadar kita.
Dalam masa penjajahan Belanda
Abdoel Moies mengarang sebuah Roman yang berjudul Salah Asuhan, Dalam Roman
tersebut Abdoel Moies menceritakan akan gejala yang tampak akibat adanya
kolonialisme di Bangsa Indonesia. Roman Salah Asuhan tersebut nampak jelas akan
dampak yang dibawa akibat masa penjajahan Belanda.
Gejala tersebut nampak pada tokoh
Hanafi yang diceritakan dalam Roman Salah Asuhan.Tokoh Hanafi adalah seorang
Minang yang jatuh cinta kepada Corrie du Busse, gadis keturunan Perancis.
Sebagai seorang pribumi, tentu akan membawa banyak masalah jika memiliki
hubungan khusus dengan warga Eropa yang waktu itu adalah bangsa penjajah. Hal
itu pun berat bagi Corrie sebagai bangsa Eropa karena kaum pribumi dianggap
tidak sederajat dengan mereka.Dia berpendidikan tinggi dan
berpandangan kebarat-baratan.Hanafi menempuh
pendidikan HBS di negeri Solok.Hanafi berasal dari keluarga sekolah, Hanafi
termasuk beruntung dapat menempuh pendidikan di HBS sekolah anak Belanda.Selama
Hanafi sekolah di HBS.Bahkan ia cenderung memandang rendah
bangsanya sendiri. Hanafi dijodohkan Ibunya dengan seorang gadis yang beranama
Rapiah, tetapi dalam pernikahannnya tidak pernah ada rasa cinta di anatara
mereka berdua, dalam pernikahannya rapiah dan hanafi di karuniai seorang yang
bernama Syafei, tetapi pernikahan mereka tidaklah berlangsung begitu lama,
Setelah meninggalnya ayah Corie, Hanafi menikah dengan Corrie,akan tetapi
pernikahan mereka terasa hambar, dan Corrie dituduh berzina, akhirnya Corrie
memutuskan untuk pergi.
Nilai sosial yang terkandung dalam Roman Salah Asuhan ini yaitu :
1.
Dari sisi tokoh Hanafi, Hanafi merasa dirinya sudah menjadi bagian dari bangsa
Barat, meski hanya dengan modal penggunaan bahasa yang sama. Dia tidak lagi
menghargai adat bangsa Melayu yang merupakan leluhurnya. Dia merasa bangga bisa
berbahasa Belanda. Hanafi menganggap orang yang bisa berbahasa Belanda dianggap
kedudukannya lebih tinggi.
seperti yang tertulis dalam kutipan ini:
“ Baiklah, Bu! Selesaikan oleh ibu.Padaku tak ada kehendak, tak ada
cita-cita. Hanya patutlah ibu menjaga supaya jangan berubah aturan dahulu,
bukan kitalah yang datang, melainkan dia. Perlu di jaga serupa itu, buat masa
yang akan datang. Sebab perempuan itu tak akan dapatlah mengharap liedfe dari padaku. Kuterima datangnya
karena plicht saja.(salah asuhan,
2009 hal 68).
2.
Hanafi
merupakan lulusan sekolah yang berpendidikan Barat, Hanafi merupakan tokoh yang
mempunyai sifat angkuh. ,Hanafi dengan mudahnya memandang istrinya-Rapiah
layaknya seorang pembantu. Pendidikan Barat yang telah ditempuhnya selama ini
menyebabkan ia berperilaku kebarat-baratan dan menganggap rendah semua bagian
keluarganya. Terlebih lagi Hanafi sering bergaul dengan Bangsa barat daripada
bangsa timur bangsanya sendiri. Dapat dikatakan bahwa Rapiah yang bermodal
lulusan sekolah HIS tidak sederajat dengan pendidikan tokoh Hanafi yang lulusan
sekolah HBS.
Kutipan
berikut sebagai bukti begitu sifat keangkuhan tokoh Hanafi:
“Hanafi makin lalu lalang kepada
Rapiah, yang akhirnya dipandangnya bukan lagi ‘istri’, melainkan ‘babu’ yang
diberikan kepadanya secara paksa.’(Salah Asuhan, 2009 hal 77).
3.
Tokoh
Hanafi merasa dirinya sudah menjadi bagian dari bangsa Barat, Hanafi termasuk
orang yang memiki sifat yang sombong, Dia merasa bahwa dirinya mempunyai
derajat yang sama dengan kaum barat. Dikarenakan dia menganggap bahwa dirinya
sendiri dalam kehidupan sehari-hari sering bergaul dengan orang barat, bahkan
dalam kehidupan sehari-hari pun Hanafi sering menggunakan bahasa Belanda
sebagai bahasa yang dia sukai, Hanafi juga menganggap bahwa bahasa melayu yang
berasal dari daerah asalnya merupakan bahasa yang tidak modern.
Kutipam
berikut sebagai bukti sifat kesombongan hanafi :
“Anak-anak itu tahu abc, pandai sedikit-sedikit
berbahasa Belanda, disangka mereka sudah ada di puncak gunung kepandaian. Tapi
pengetahuan umum, yang dikatakan orang Belanda algemene ontwikkeling, itu semua
hanya didapat dari HBS saja dan kalau lama bercampur gaul atau tinggal di rumah
orang Belanda. Oh, Bu nanti aku boleh memperkatakan tentang moraal, principles,
geweten dan lain-lain, tetapi tentulah akan sia-sia saja, karena aku tak tahu
arti perkataan-perkatan itu didalam bahasa melayu, dan sudah aku menjelaskan
maksudnya kepada ibu…. Aku hendak kawin dengan liefde saja….”(Salah Asuhan,
2009 hal 30,31)
4.
Ibu Hanafi berasal dari orang
kampung di Kota Anau,, Ibu Hanafi tergolong dari kaum keluarga yang sederhana.di
lihat dari segi sifatnya Ibu Hanafi tergolong orang yang sabar, dirinya, Ibu
Hanafi tergolong dari kaum keluarga yang sederhana.
Kutipan
berikut sebagai bukti begitu sabarnya seorang Ibu Hanafi
“ Ya ,
Anakku! Sudahlah lama engkau aku ampuni.Hai anakmu janganlah engkau risaukan.
Mengucaplah, Hanafi. Kenagnkanlah nama Tuhan dan Rasul, supaya lurus jalanmu.”(
Salah Asuhan, 2009 hal 261).
5. Tokoh Ibu Hanafi mempunyai sifat
penyayang , dia selalu menyayangi hanafi walaupun hanafi sering menyakiti
hatinya,
Kutipan berikut sebagai bukti tokoh Ibu Hanafi termasuk
mempunyai sifat penyayang:
“Siang malam orang tua itu menunggu anaknya di tempat tidur
Hanafi perlahan-lahan menjadi kuat kembali, sedang dari makanan bubur dengan
susu, ia pun sudah di beri makan nasi.” (Salah Asuhan, 2009 hal 58).
6. Corrie yang merupakan seorang gadis
keturunan Indo-Prancis, dia merupakana anak yang mudah bergaul, akan tetai dia
juga begitu sangat hati-hati dalam bertindak, sebab dia sadar sedang hidup di
antara golongan masyarakat yang tidak sama kebudayaannya dengan kebudayaan
bangsanya,
“Hanafi! Engkau pula yang memulai
memperbincangkan tentang adat lembaga serta tata tertib kesopanan masing-masing
bangsa, engkau pun juga yang tidak suka mengundahkan atau mengakui atas
perbedaan adat lembaga bangsa dengan
bangsa, setiap kita bertukar pikiran tentang hal itu, pada akhirnya engkau
senantiasa berkecil hati seolah-olah malulah engkau, bahwa engkau masuk
golongan bumiputra, yang kau sangka bahwa aku akan mengghinakannya. Bahwa
sesungguhnya kulitku bewarna pulla, ibuku orang Bumiputra sejati, meskipun
diriku masuk pada bangsa Eropa. Dan sementara…. Fasal hina-menghina Bumiputra
lebih banyak terdengar dari mulutmu sendiri darpada mulutku.” (Salah
Asuhan, 2009
hal 2).
Dalam kutipan tersebut dapat kita
lihat bahwa tokoh Corrie pandai bergaul dengan budaya lain, Dia tidak pernah
menghina Hanafi yang hanya berasal dari kaum Bumiputra. Dia pun merasa bahwa
dirinya juga sama dengan Hanafi, yang didarahnya sendiri pun terdapat darah
orang Bumiputra yang dibawa oleh ibunya.
7. Tokoh Rapiah berkedudukan sebagai seorang istri dalam
keluarga Hanafi. Selain itu Rapiah juga menjadi seorang ibu dari seorang anak
laki-laki yang bernama Syafei. Rapiah dapat juga dikatakan memliki sifat sabar,
dan tidak mudah marah, walaupun terkadang Rapiah sering menerima perlakuan
kasar dai Hanafi, tokoh Rapiah merupakan serang istri yang tidak dapat sejajar
dengan suaminya(Hanafi). Dikarenakan pendidikan Hanafi lebih tinggi dari pada
pendidikan Rapiah
Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa Rapiah mempunyai
sifat yang sabar:
“ Kemarahan Hanafi kepada anaknya, yang katanya sudah
dimasuki setan kepada biyung yang masih belum datang, serta malunya kepada
kawan-kawannya melihat istrinya datang, yang tidak ubah rupanya dengan koki,
semuanya sudah bertumpah keatas kepala Rapiah,
Sambil merentakkan anak itu ke tangan Ibunya,
dikatainyalah istrinya dimuka kawan-kawannya dengan segala nista dan
penghinaan, hingga ketiga tamu itu menjadi resah dan berketentuan lagi rasa
lagi….Rapiah tunduk, tidak menyahut, hanya air matanya saja yang
berhamburan.Syafei dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu
mengganti tangisnya dengan beriba-iba”.( Salah Asuhan, 2009 hal 83).
Dapat kita lihat dari
kutipan diatas Rapiah benar-benar memliki sifat yang sabar dan penyayang terhadap
anaknya (Syafei), walaupun sikap Hanafi yang merpelakukan Rapiah sebagai
istrinya dengan perlakuan kasar, seolah-olah Rapiah serupa dengan Babu ( si
Buyung). Rapiah tetap sabar, dia tidak pernah melawan ketika dimarahi suaminya
(Hanafi), Rapiah hanya membalas kemarahan Hanafi dengan tangisan dan penuh
kesabaran.
Hanafi
memperlakukan istrinya dengan semau hati.Rapiah tetap diam dan menurut segala
keinginan suaminya.Dia berpikir bahwa sebenarnya Hanafi memang tidak sederajat
dengan dirinya, dan dia merasa bersyukur meski setiap saat mendapatkan cemoohan
atas kelemahan-kelemahan yang ada padanya.
8. Tokoh
Hanafi mempunyai sifat suka curiga dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Dapat kita lihat
setelah Hanafi bercerai dengan Rapiah, Hanafi memutuskan menikah dengan Corrie,
tetapi pernikahan yang telah dibina dengan corrie terasa hambar, setelah corrie
dituduh hanafi telah berzina.
“Aku menuduh engkau berlaku hina didalam rumahku
ini!”demikian kata Hanafi dengan suara keras, berdiri di muka Corrie yang masih
duduk menggigit serbet. “Tidak usah bertanyakan ini dan itu, bukti sudah sampai
cukup!”.
Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa Hanafi
mempunyai sifat yang suka curiga, suka menuduh dan tergopoh dalam mengambil
keputusan, Hanafi tidak memberi kesempatan kepada Corrie untuk menjelaskan apa
yang terjadi. Corrie hanya bisa pasrah dan memutuskan untuk pergi dari rumah
Hanafi.
Roman Salah
Asuhan ini membawakan sebuah cerita yang banyak mengandung nilai sosial dan
nilai agama, akan tetapi roman ini tidak hanya mengandung nilai social, dan
nilai agama, roman ini juga membawa pesan dan kesan bahwa setinggi-tingginya
seseorang dalam menempuh pendidikan dalam kehidupannya, tidak boleh melupakan
akan pentingnya hal agama, tempat asalnya.
D. Simpulan
Sebagaimana
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka pembahasan
mengenai gejala-gejala kolonialisme dalam romanSalah Asuhan karya Abdoel Moeis.Salah satu
karya sastra yang dikenal mengandung unsur postkolonial adalah Salah Asuhankarya
Abdoel Moeis.Istilah
postkolonialitas menunjukkan adanya tanda-tanda terjadinya kolonialisme dalam
sastra, roman ini menggunakan pendekatan
postcolonial yang lebih menceritakan perkawinan campuran antar bangsa sesuai
dengan latar belakang yang terjadi di
zaman penjajahan.
Dalam Romankarangan
Abdoel Moeis ini.Romanyang bersetting di Solok, Sumatra Barat, dan Betawi ini
mengisahkan tentang kehidupan sekelumit rakyat Indonesia pada zaman pendudukan
Belanda.
Setelah sekian tahun Belanda menjajah Indonesia dan memeras sumber daya alam dan manusia Indonesia, akhirnya Belanda membalas budi pada bangsa Indonesia, salah satunya adalah mendirikan sekolah-sekolah.
Setelah sekian tahun Belanda menjajah Indonesia dan memeras sumber daya alam dan manusia Indonesia, akhirnya Belanda membalas budi pada bangsa Indonesia, salah satunya adalah mendirikan sekolah-sekolah.
Roman
Salah Asuhan ini menceritakan perkawinan campuran antara Hanafi dan Corrie
dapat disimpulkan bahwa perkawinan campuran selalu mempunyai rintangan dan
hambatan baik itu dari lingkungan keluarga terdekat maupun lingkungan
masyarakat.Perkawinan campuran juga bisa mendatangkan pertentangan adat.Di dalam roman
salah asuhan tersebut yang paling menonjol adalah sosok Hanafi, yang mempunyai
sifat angkuh, dia juga dapat juga dikatakan orang ang berpendidikan tinggi
dikarenakan dia lulusan HBS Sekolah Belanda,selama ia menempuh pendidikan di
HBS, dia merasa bahwa dirinya haknya harus disamakan dengan orang belanda,
dikarenakan setiap harinya Hanafi sering bergaul dengan orang Belanda, dalam
kesehariaanya pun Hanafi seing menggunakan bahasa belanda, Hanafi menganggap
bahasa orang Bumiputra merupakan bahasa yang rendah.
Tokoh Hanafi sebagai bangsa Indonesia yang hanya dididik
menjadi antek-antek Belanda semata, tetapi ia tidak menyadari hal itu. Jadi
sekalipun Hanafi sudah minta dipersamakan haknya dengan warga negara Belanda,
pada hakekatnya dia selalu dijauhi oleh orang-orang Belanda sendiri (merupakan
politik Belanda yang menjadikan orang Indonesia sebagai antek Belanda) dan hal
inilah yang ditentang keras oleh Abdul Moeis. Karena konsep pendidikan Barat
itu lah alasan mengapa Abdul Moeis memenangkan adat agar para pemuda pribumi
supaya tetap bersifat ketimuran walaupun telah mengenyam pendidikan Barat.
Dalam RomanSalah
Asuhan ini juga diajarkan bahwa ajaran tentang nilai agama, moral dan etika
yang baik tak boleh ditinggalkan walaupun telah berpendidikan tinggi. Karena itulah yang
akan membawa kita selamat dunia dan akhirat. Roman Salah Asuhan ini nyaris
tidak mempunyai kekurangan.Percampuran bahasa Melayu dan Belanda yang ada
memang cukup memusingkan, apalagi bagi anak remaja –dan dewasa- zaman
sekarang.Di mana bahasa Melayu sudah sangat jarang dipakai.Namun, sesungguhnya
tak ada kesalahan dalamroman ini.
DAFTAR RUJUKAN
Moeis, Abdoel.
2009. Salah Asuhan. Jakarta : Balai Pustaka.
How to get from Chumba Casino to Golden Gate Casino
BalasHapusThe following transit lines 춘천 출장샵 have routes that pass near 경산 출장안마 Golden Gate Casino. 남양주 출장안마 Golden Gate Casino Shuttle Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station Bus Station 평택 출장마사지 Bus 천안 출장마사지